Sunday, 11 October 2015

Ciri ciri Flora Australiatik

Ciri Ciri Flora Australis

flora australis merupakan flora yang terdapat di dangkalan sahul serta meliputi lokasi papua serta maluku flora australis juga adalah rimba tropis dengan tumbuhan yang tidak sama seperti nipah, sagu, serta merbau lokasi australis serta lokasi peralihan dibatasioleh garis weber.

Contoh Dari Flora Australis :
1. Matoa : tinggi pohon 50m, akar papan tingginya meraih 5m, daun majemuk berseling, bersirip genap,tangkai daun panjang ± ; 1m, anak daun 4-13 gunakan memiliki bentuk bundar memanjang dgn pinggir yangmana bergerigi. Mahkota bunga agak berbulu padabagian luarnya, kelopak bunga agak menyatu.
2. Cendana : kayu ini dipakai sebagai bahan rempah-rempah, bahan baku untuk dupa, sebagai aromaterapi, serta minyak wangi. Tanaman ini umumnya ditemukan di nusa tenggara timur.
3. Eboni : tumbuhan ini umumnya tumbuhan ini datang dari tempat tropis, serta cuma sebagian spesies yang tumbuh di tempat beriklim tengah. Tumbuhan ini bisa ditemukan di pulau sulawesi, tepatnya di sulawesi sedang.
4. Siwalan : yaitu sejenis palma yang tumbuh di asia selatan serta asia tenggara. Pohon ini pada umumnya tumbuh di daerah-daerah kering. Daunnya bisa dipakai untuk bahan dasar kerajinan dan juga bisa dijadikan bahan penulisan naskah lontar. Beberapa bahan kerajinan yang dibikin dari daun lontar diantaranya yaitu kipas, tikar, serta sasando.
5. Pakis : seluruh pakis berumah dua (dioecious ) hingga ada tumbuhan jantan serta betina. Serbuk sari dihasilkan oleh sang tumbuhan jantan dari runjung besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat bunga betina serupa daun dengan biji-biji tumbuh dari samping. Alat betinanya tumbuh dari sela-sela ketiak daun.

Pengertian Masalah Sosial

Pengertian Masalah Sosial Dalam
Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi
bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang
ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat,
pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain
sebagainya.

Masalah sosial dapat dikategorikan
menjadi 4 (empat) jenis faktor,
yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

1. Faktor Ekonomi
faktor ini merupakan faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana- mana dan bisa memicu tindak
kriminal karena orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2.Faktor Budaya
Kenakalan remaja menjadi masalah
sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja
sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu.
3.Faktor Biologis
Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik.
4.Faktor Psikologis
Aliran sesat sudah banyak terjadi di
Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa
masih banyak bermunculan di masyarakat sampai saat ini. Masalah sosial menemui
pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang telah disepakati. Keberadaan masalah
sosial ditengah kehidupan masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan analitis, yang salah satunya berupa tahapan diagnosis.
Dalam mendiagnosis masalah sosial
diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua pendekatan yaitu person blame approach dan system blame
approach (hlm. 153). Person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial pada
level individu. Diagnosis masalah menempatkan individu sebagai unit
analisanya. Sumber masalah sosial
dilihat dari faktor-faktor yang
melekat pada individu yang menyandang masalah. Melalui diagnosis tersebut lantas bisa ditemukan faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari kondisi fisik, psikis maupun proses
sosialisasinya. Sedang pendekatan kedua
system blame approach merupakan
unit analisis untuk memahami sumber masalah pada level sistem. Pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih dominan dalam kehidupan bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk dan
dikontrol oleh sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh karena sistem yang berlaku didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi perubahan- perubahan yang terjadi, termasuk
penyesuaian antar komponen dan unsur dalam sistem itu sendiri.
Dari kedua pendekatan tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat ditelusuri dari ”kesalahan" individu dan
"kesalahan" sistem. Mengintegrasikan kedua pendekatan tersebut akan sangat
berguna dalam rangka melacak akar masalah untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis masalah pengangguran misalnya, secara
lebih komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor yang melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau malas mencari peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya dari level sistem baik sistem pendidikan,
sistem produksi dan sistem perokonomian atau bahkan sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.

Ciri-ciri Flora Asiatik

Ciri Ciri Flora Asiatis

Flora asiatis merupakan sebuah hutan tropis yang didalamnya hidup pohon meranti, kamper, keruing, serta
mahoniantara lokasi asiatis dengan lokasi peralihan dibatasi oleh garis wallace.

Contoh Dari Flora Asiatis :
1. Raflesia arnoldi : tanaman ini adalah tumbuhan parasit obligat yang sangatlah terkenal dikarenakan mempunyai bunga yang berukuran amat sangat besar,
apalagi adalah bunga terbesar didunia.
Bunga Rafflesia Arnoldi Bunga ini cuma berusia lebih kurang 1 minggu ( 5-7
hari ) serta sesudah itu layu serta mati. Bunga raflesia adalah parasit yang tidak berakar, tidak berdaun, serta tidak memiliki tangkai. Diameter bunga saat tengah mekar dapat meraih 1 mtr. Dengan berat lebih kurang 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik serta organik dari tanaman inang tetrasigma.

2. Anggrek : anggrek adalah sejenis tumbuhan berbunga yang kerap ditanam sebagai tanaman hiasan. Tumbuhan
berbunga mulai nampak pada zaman kapur.

3. Bunga bangkai : bunga bangkai (cadaver scent ), terlebih pada malam hari, yang kadang-kadang aromanya bisa tercium sejauh 25 mtr. Dari area tumbuhnya, menarik serta merangsang lalat dan serangga yang lain untuk lakukan penyerbukan.
Tingginya bisa meraih 6m. Bunganya amat besar serta tinggi, berupa seperti lingga ( sesungguhnya yaitu tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang
bunga yang juga berukuran besar.

4. Daun sang : tumbuhan ini cuma didapati di tempat besitang tepatnya di lokasi 242 aras napal, serta sebagian tempat di sekitar lokasi tersebut. Persebaran
tidak luas serta berbentuk endemik tidak ditemukan di tempat lain.

5. Kantung semar : kantung semar yaitu tumbuhan tropika yang menampilkan wujud yang amat unik.
Keunikannya ada pada kantungnya yang bergantung pada seutas sulur yang menyerupai spiral, yang keluar dari ujung daun. Keunikan yang lain ada pada
kantungnya yang berupa corong diisi cairan yang didalamnya bisa ditemukan beragam type serangga serta hewan lain

Dampak Positif Globalisasi

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi bidang sosial budaya suatu bangsa. Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi
globalisasi juga telah menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Arus globalisasi yang penyebarannya sangat
luas dan cepat tersebut membawa dampak positif dannegatif.
Dampak Positif Globalisasi :
1. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
2. Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
5. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
6. Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.

Saturday, 26 September 2015

Palang Merah Remaja

Palang Merah Remaja

Logo Palang Merah Indonesia
Palang Merah Remaja (disingkat PMR ) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI,
yang selanjutnya disebut PMR.Terdapat di PMI kota atau kabupaten di seluruh Indonesia , dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan
dibidang kesehatan dan siaga bencana,
mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Kebijakan PMI dan federasi tentang pembinaan Remaja bahwa:
1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan
kepalangmerahan.
2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
3. Remaja berperan penting dalam perencanaan,
pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan
keputusan untuk kegiatan PMI.
4. Remaja adalah kader relawan.
5. Remaja calon pemimpin PMI pada masa depan.
Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu
organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia yang
berpusat di sekolah-sekolah ataupun kelompok-
kelompok masyarakat (sanggar, kelompok belajar,
dll.) yang bertujuan membangun dan mengembangkan
karakter Kepalangmerahan agar siap menjadi
Relawan PMI pada masa depan.
Karakteristik PMR
Bersih, Sehat, Kepemimpinan, Peduli, Kreatif,
Kerjasama, Bersahabat dan Ceria.
Keanggotaan dan tingkatan PMR
Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai
dengan jenjang pendidikan atau usianya
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara
pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna slayer
hijau muda
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara
pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun).
Warna slayer biru langit
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara
pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna
slayer kuning cerah
Hak dan kewajiban PMR
Hak
Mendapatkan kartu tanda anggota.
Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari
PMI.
Menyampaikan pendapat dalam forum pertemuan
PMI melalui kegiatan atau rapat PMI.
Mendapatkan pengakuan dan penghargaan
berdasarkan prestasi.
Kewajiban
Membayar iuran keanggotaan.
Melaksanakan Tri Bakti PMR.
Menjalankan dan membantu menyebarluaskan
prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan
bulan sabit merah internasional.
Mematuhi AD/ART PMI menjaga nama baik dan
kehormatan PMI.
Peran dan fungsi PMR
Keterlibatan anggota remaja PMI dalam kegiatan Tri
Bakti PMR disesuaikan dengan kompetensi dan
ketertarikan mereka, serta kebutuhan PMI dan
remaja. Dalam merancang dan melaksanakan
kegiatan, mereka memerankan fungsi yang berbeda-
beda.
PMR Mula berfungsi sebagai peer leadership , yaitu
dapat menjadi contoh/model ketrampilan hidup sehat
bagi teman sebaya.
PMR Madya berfungsi sebagai peer support, yaitu
memberikan dukungan, bantuan, semangat kepada
teman sebaya agar meningkatkan ketrampilan hidup
sehat.
PMR Wira berfungsi sebagai peer educator , yaitu
pendidik sebaya keterampilan hidup sehat.
Pendidikan dan pelatihan PMR
Setiap anggota PMR wajib mendapatkan pelatihan
sebelum terlibat dalam kegiatan Tri Bhakti PMR agar
siap menjalankan peran dan fungsinya. setiap sesi
pelatihan akan menguatkan karakter (kualitas
positif) anggota PMR untuk meningkatkan
ketrampilan hidup sehat dan menjadi calon relawan,
anggota PMR tidak hanya tahu dan trampil, tetapi
juga perlu memahami dan menerapkan yang telah
mereka pelajari, dalam proses pelatihan. Proses
pelatihan dapat dilakukan oleh PMI Kota/Kabupaten
maupun Unit PMR, sesuai kurikulum yang telah
ditetapkan. Waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan
kalender pendidikan, berintegrasi dengan kegiatan-
kegiatan tertentu, maupun waktu-waktu yang telah
disepakati bersama antara PMI Kota/Kabupaten,
fasilitator/pelatih, dan anggota PMR.
Materi pokok pelatihan PMR
Gerakan kepalangmerahan
Cakupan materinya antara lain sejarah, lambang,
kegiatan kepalangmerahan, penyebarluasan prinsip-
prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit
merah internasional.
Kepemimpinan
Cakupan materinya antara lain bekerjasama,
berkomunikasi, bersahabat, menjadi pendidik sebaya,
memberikan dukungan, menjadi contoh perilaku hidup
sehat.
Pertolongan Pertama
Cakupan materinya antara lain Menghubungi dokter/
rumah sakit, melakukan pertolongan pertama di
sekolah dan rumah, menolong diri sendiri.
Sanitasi dan Kesehatan
Cakupan materinya antara lain merawat keluarga
yang sakit dirumah, perilaku hidup sehat, kebersihan
diri dan lingkungan.
Kesehatan Remaja
Cakupan materinya antara lain Kesehatan
reproduksi, Napza, HIV/AIDS.
Kesiapsiagaan Bencana
Cakupan materinya antara lain jenis bencana, cara-
cara pencegahan, mempersiapkan diri, teman, dan
keluarga menghadapi bencana.
Donor darah
Cakupan materinya antara lain kampanye donor
darah, merekrut donor darah remaja, mempersiapkan
diri menjadi pedonor, mengadakan kegiatan donor
darah pada saat wabah demam berdarah atau setelah
kejadian bencana.
Pada awal pelatihan seluruh anggota PMR akan
mendapatkan informasi mengenai cakupan materi dan
tujuan yang akan dicapai. Pada tahap ini pelatih
maupun fasilitator mengidentifikasi anggota yang
baru pertama bergabung dengan PMR, dan anggota
yang melanjutkan keanggotaannya (misalnya dari
anggota PMR Mula melanjutkan ke PMR Madya).
Anggota yang baru bergabung akan mengikuti proses
pelatihan sejak awal, sedangkan yang melanjutkan
keanggotaannya maka dapat dilibatkan sebagai
asisten untuk membantu teman-temannya memahami
materi. Suatu sistem penghargaan, pengakuan,
pemantauan, dan evaluasi tingkat pengetahuan,
keterampilan, pemahaman, dan sikap dirancang dalam
bentuk syarat kecakapan PMR.
Setiap materi dan kegiatan saling terkait. Ketika
belajar siaga banjir, maka akan belajar juga tentang
Pertolongan Pertama pada luka atau sakit akibat
banjir (diare, demam, akibat terbentur benda keras,
luka lecet), sanitasi dan air bersih, bagaimana
menerapkan 7 Prinsip dan kepemimpinan jika
memberikan pertolongan, cara-cara
menyelenggarakan aksi donor darah untuk korban
banjir, belajar kandungan gizi yang tepat jika akan
menyumbang bahan makanan, bagaimana
menyelenggarakan acara-acara untuk menghibur
remaja dan anak korban bencana.
Tri Bhakti PMR
keterlibatan anggota PMR dalam berbagai kegiatan
kepalangmerahan merupakan karya dan bakti nyata
setelah mengikuti pelatihan serta pengakuan
terhadap keberadaan dan kompetensi dalam
meningkatkan kualitas anggota dan organisasi, serta
memberikan jawaban atas berbagai minat
bergabungnya remaja dengan PMI. Ada pun isi dari
Tri Bhakti PMR adalah:
1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat.
2. Berkarya dan berbakti di masyarakat.
3. Mempererat persahabatan nasional dan
internasional.
Jumbara PMR
Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira PMR adalah
salah satu kegiatan besar organisasi PMI disetiap
tingkatan untuk pembinaan dan pengembangan PMR
seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka.
Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan PMI . Ada
jumbara tingkat kecamatan, kabupaten/kota ,
provinsi dan Jumbara Nasional, di mana
pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan PMI
di wilayah yang bersangkutan.
Prinsip Dasar Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional
Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus
diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya.
Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama "7 Prinsip
Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red
cross and Red Crescent ).
Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir
dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada
korban yang terluka dalam pertempuran tanpa
membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta
mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah
melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin
penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan
menumbuhkan saling pengertian, kerja sama dan
perdamaian abadi antarsesama manusia.
Kesamaan
Gerakan memberi bantuan kepada orang yang
menderita tanpa membeda-bedakan mereka
berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial,
atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata
ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai
dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan
yang paling parah.
Kenetralan
Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam
pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.
Kemandirian
Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan
Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi
pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus menaati
peraturan hukum yang berlaku di negara masing-
masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus
menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip
dasar gerakan.
Kesukarelaan
Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa
unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
Kesatuan
Di dalam satu Negara hanya boleh ada satu
perhimpunan nasional dan hanya boleh memilih salah
satu lambang yang digunakan Palang merah atau
Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan
melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah
negara bersangkutan.
Kesemestaan
Gerakan bersifat semesta. Artinya, gerakan hadir di
seluruh dunia. Setiap perhimpunan nasional
mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak
dan tanggung jawab yang sama dalam membantu
sama lain.